Banten Otonan
May 1, 2012 Leave a comment
Mendapat permintaan dari salah satu pembaca untuk memposting banten otonan, kami mencari refrensi yang ada dan ini menurut kami yang terlengkap. Silahkan dibaca yaa..Upacara yang dilakukan setelah bayi berumur 210 hari atau enam bulan pawukon. Upacara ini bertujuan untuk menebus kesalahan-kesalahan dan keburukan-keburukan yang terdahulu, sehingga dalam kehidupan sekarang mencapai kehidupan yang lebih sempurna.
Sarana upakara kecil: prayascita, parurubayan, jajanganan, tataban, peras, lis, banten pesaksi ke bale agung (ajuman) sajen turun tanah dan sajen kumara. Upakara yang lebih besar : prayascita, parurubayan, jejanganan, tataban, peras, lis, banten pesaksi ke bale agung (ajuman) sajen turun tanah, sajen kumara, ditambah gembal bebangkit. Waktu upacara wetonan dilaksanakan pada saat bayi berusia 210 hari. Pada saat itu kita akan bertemu dengan hari yang sama seperti saat lahimya si bayi (pancawara, saptawara, dan wuku yang sama). Selanjutnya boleh dilaksanakan setiap 210 hari, semacam memperingati hari ulang tahun. Tentu saja semakin dewasa, semakin sederhana bantennya. Tempat seluruh rangkaian upacara ini dilaksanakan di rumah. Pelaksana upacara dipimpin oieh pandita / pinandita atau oleh keluarga tertua. Baca Selengkapnya 🙂